Wednesday, October 17, 2007
Cerpen
Arti Sebuah Nama
Karya : Fatimatuz Zahro

Sariyem…..itulah namaku, nama yang sangat populer di kota metropolitan sejak tahun 1995. Orang tua Sariyem berasal dari daerah Menganti, tepatnya di desa Njurit. Nama kedua orang tuanya sungguh katrok, sebut saja Tukiyem dan Tukino.
Mereka pindah ke kota metropolitan sejak tahun 1995, dan ayahnya dikenal sebagai saudagar kaya atas keberhasilan dan kesuksesannya membuka supermarket yang kunjung dipadati oleh pembeli dari luar kota sampai sekarang. Yang membuatnya heran adalah mengapa mereka memberi nama anak semata wayangnya dengan nama yang sama ndesonya, Sariyem………? Memang, apalah arti sebuah nama menurut si “Shakerpeare” itu.
Tapi terus terang, Sariyem benar-benar malu dengan namanya. Apalagi nama teman-temannya keren-keren. Ada yang namanya Monica Lewinski, Marcellia Zalianty, Andalusia Imelda Nata Negara, Fransisco Jeffry Gleckel dan lain-lain. Pokoknya nama teman-temannya sangat bagus dan modern. Tapi mengapa namaku Sariyem ya…? Nama Jowo yang medok banget dan gilani. Heran, masa modern yang diwarnai oleh globalisasi dan derasnya arus informasi gini nama masih tempo daloe banget.
Padahal kalau dilihat dari sorot wajahnya, Sariyem itu hampir sempurna. Wajahnya mirip Sophia Latjuba, memiliki kecantikan alamiah ditunjang inner beauty yang menakjubkan. Pintar, cerdas, kreatif, supel dalam bergaul dan rajin. Dua kali ikut Olimpiade Fisika dan Matematika tingkat propinsi selalu menduduki juara satu. Begitu juga dengan bahasa Inggrisnya yang mahir. Smart, begitulah figur gadis yang disukai banyak orang , pokoknya tidak kalah deh dengan artis Ibu Kota. Satu yang bikin dia jelek ya itu tadi namanya, sehingga tak jarang orang yang mengejek dia, terutama orang yang sirik padanya.
Moment yang masih melekat dalam ingatan Sariyem ketika mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMA Negeri 1 Jakarta. Satu persatu siswa disuruh maju oleh kakak PKKW untuk memperkenalkan dirinya. Tibalah giliran Sariyem, begitu mengucapkan namanya, seisi kelas secara spontan ketawa ngakak, ada yang gebrak-gebrak meja, ada yang suit-suit, pokoknya heboh waktu itu. Pada hari itu, langsung namanya naik daun seantero sekolah sebagai cewek cantik tapi namanya amit-amit bin medeni. Dan karena namanya itulah sampai sekarang dia belum punya cowok. Semua cowok yang naksir dia langsung illfeel begitu mendengar namanya.
Sariyem sangat kesal dengan kedua orang tuanya. Karena itu ketika kedua orang tuanya sedang menonton TV di ruang keluarga dia langsung merencanakan demo menuntut pergantian nama. Bundanya mengamati gerak-gerik Sariyem yang aneh. Karena tak biasanya dia membuatkan teh hangat buat ayah dan bundanya. Melihat sikapnya itu bunda tahu ada yang tidak beres begitu dia duduk.
“Ayah, Bunda, kenapa sih aku diberi nama Sariyem…..? kok nggak yang lebih bagus dari yang lain. Sariyem malu Bunda….? Sariyem ingin ganti nama”. Sariyem langsung to the point. Kedua orang tuanya tersenyum. ”Lho nama Sariyem kan bagus,” Sariyem membuka mulutnya ingin protes.
“Daripada ayah kasih nama Sarinten or Sarining!”, sambar ayahnya sambil tertawa.
Sariyem cemberut. Ia menoleh ke bundanya mencari pembelaan. “Yang memberi nama kamu itu kan almarhum kakekmu yang sekarang semoga bebahagia di surga itu. Kakekmu ingin kau seperti ibunya yang juga namanya Sariyem itu. Ibu kakek itu selain pinter, juga cantik, dan baik hati dengan semua orang. Ya pinter masak, pinter nyanyi, pinter menjahit, juga pinter manari. Kakekmu ingin kau juga seperti itu”, kata bundanya yang membayangkan nenek Sariyem.
“Nama Sariyem itu bagus banget waktu jamannya nenek buyut kamu”.
“Tapi itu kan jaman daoloe banget Bunda, nenek tinggalnya di Lamongan lagi! Waktu itu kan masih mudik semua! Masih pada suka sama wayang, ludruk ataupun orkesan. Sekarang ini kita berada di Jakarta gitu lho Bunda, Jaman Globalisasi , Emansipasi, Modernisasi, Milenium 3, abad 21 sekarang wayang sudah tidak jaman lagi, sekarang jamannya simple plan! Sariyem sudah capek Bunda, diejeeeeek terus, maluuuuu melulu! Sariyem capek!”, kata Sariyem berapi-api.
“Lho nama Sariyem kan bagus, Sariyem itu artinya…artinya….emm…”.
“Tuh kan nggak ada artinya! Pokoknya Sariyem mau ganti nama titik!” “Sariyem!!! Sampai kapanpun namamu tetap Sariyem”, kata ayahnya marah.
“Ayah sama Bunda sama sekali nggak ngerti!!!” Sariyem langsung berlari ke kamar sambil menagis tersedu-sedu.
Sore itu Sariyem lagi duduk di teras rumah, ketika ada pengemis cewek seumuran mampir di depan rumahnya. Cewek itu bener-bener kurus dan dekil, bajunya sobek-sobek dan kotor. Sariyem mengulurkan uang seribu rupiah.
“Makasih”, kata cewek itu sambil menerima uang yang diulurkan Sariyem. Ih bau badannya sengak banget! gumam Sariyem dalam hati. Eh….eh…eh….tunggu dulu. Entar kamu tak kasih bajuku satu, topi satu jangan pergi dulu ya…pengemis itu menurut.
“Nama kamu siapa….?”
“Gabriel. Brianna Gabriella” ha, Sariyem terhenyak namanya bagus sekali ya kalau dibandingkan namaku.
“ Nama bagus kok mengemis…..?” Cewek itu memandang Sariyem nggak ngerti.
“Apa hubungannya sama pengemis Mbak….? Nama saya memang bagus tapi orang tua saya miskin or melarat alias gembel yang tinggal di kolong jembatan sehingga gini jadinya”.
“ Sudah….sudah, jangan menyesali takdirmu. Apa nggak malu kamu sama temenmu…..?”
“Saya gak punya temen, mereka semau bilang saya ini bodoh, jelek, miskin, peminta-minta. Mereka pada nggak suka sama saya. Ya udah saya bentaki terus, terus saya dijauhi deh. Ya udah saya sekalian gak sekolah, toh saya juga nunggak 4 bulan SPPnya”, kata Fariza santai. Sariyem terdiam. Ya, nama saya memang jelek, tapi aku pintar , tidak sombong, baik hati, supel dalam bergaul sehingga punya banyak teman. Saya berasal dari keluarga yang terpandang, orang tuaku sukses dalam karirnya sehingga aku nggak sampai ngemis-ngemis seperti dia. Yang berpakaian compang-camping, kerjanya mondar-mandir di jalan-jalanan pada waktu siang bolong di bawah terik matahari yang begitu menyengat kulit. Kalau begitu untuk apa aku malu ya….? Toh berkat namaku yang jelek ini aku cepat terkenal, mudah diingat, semua orang tahu namaku, kalau aku daftar jadi presiden menang nggak ya, kan aku orang terkenal……..! Ih…….malu aku, iya ya benar juga kakek…….apalah arti sebuah nama. Yang penting hatinya, dan sopan santunnya.
“Mbak bajunya….?”
“Oh, ya, sebentar saya ambil dulu….!”
Malam itu Sariyem masih memikirkan pengemis itu, ketika HP nya berdering. dengan ogah-ogahan Sariyem mengangkat HPnya.
“Hallo……?”
“Hallo, bisa bicara dengan Sariyem.……..?”. Suara cowok
“Dari siapa ya…….?”, tanya Sariyem penasaran.
“Dari Yudi Permana”.
deg…deg…..”Yudi cowok cakep dari kelas XII IPA2 itu………?” “Ya…….aku Yudi!”
“Nggak salah denger tah aku ini”, kata Sariyem jaim dan tersipu malu.
“Waaaaaaaaah!!!” Sariyem sambil molonjak-lonjak di tempat tidur saking senangnya. Yudi Permana vokalis band The Sicks yang kemampuan individunya cukup tenar di SMA-SMA regional di daerahku. Tak sembarang orang dapat diakui oleh mereka, apalagi untuk main bareng di satu panggung itu ternyata telepon aku.
“Hallo Sariyem…….?”
“Eh, iya ada apa ya……..? Emm…….Aku……..Aku!!! Aku mau bilang sesuatu padamu, Adakah sebuah kesempatanmu mendengarkan ungkapan isi hatiku yang paling dalam, Yem?”, tanya Yudi nervous.
“Tentu saja ada. Buatmu aku rela meluangkan waktu untuk mendengarkan ungkapan hatimu?”, jawab Sariyem .
“Lewat bahasa kalbu, yang hanya bisa diraba dengan hati. Maukah kamu menjadi pacarku?”.tanya Yudi.
“Atas nama cinta kita dilahirkan. Atas nama cinta 2 hati dipersatukan. Atas nama cinta lembar baru dibentangkan, berdua menapak jalan kehidupan. Atas nama cinta….. Aku mau menjadi pacarmu”, jawab Sariyem.
Hal ini membuat Sariyem mengerti bahwa segala sesuatu yang kita miliki haruslah disyukuri dengan tulus. Meskipun dengan namanya….Sariyem
 
posted by ituz_sweet at 1:54 AM | Permalink |


0 Comments: